Sabtu, 01 Juni 2013

7 JURUS KIAT MENCARI JODOH

im lovin it
Partai Persatuan Pembangunan No. 9
Perkawinan bukan sekedar memenuhi kebutuhan biologis atau kepuasan birahi. Tetapi tujuan pernikahan adalah agar nafsu kita dapat terdidik hingga tidak menjadi liar. Juga guna menjaga kemaslahatan dan meningkatkan kualitas dan penyempurnaan ibadah.
Sebagai orang yang beragama tentu meyakini bahwa jodoh memang sudah menjadi ketentuan Allah, namun  bukan berarti jodoh itu datang dengan sendirinya, artinya harus ada usaha untuk menjemputnya. Hanya persoalannya adalah, kenapa banyak orang yang merasa mendapat kesulitan memperoleh jodoh? Bahkan tak jarang  pula orang yang lebih memilih bercerai ketimbang  harus melanjutkan hubungan tali pernikahannya.
Kesulitan dalam menemukan jodoh biasanya dipengaruhi oleh faktor psikologis atau faktor kepribadian yang masih labil. Inkikasinya adalah:
1. Kurang adanya keyakin bahwa jodoh itu memang ketentuan Allah
2. Lebih mendahulukan keinginan hingga terjebak pada kesenangan yang semu
3. Banyak memilih hingga sulit menentukan pilihan
4. Banyak pertimbangan akhirnya lambat mengambil keputusan
5. Menuntut kesempurnaan dari calon pasangan hidup
6. Banyak menuruti apa kata orang alias kurang pendirian
Adapun kegagalan orang dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga, biasanya dipicu oleh adanya :
1. Ego masing-masing,
2. Merasa ingin menang sendiri
3. Tidak memahami fungsi rumah tangga dalam konsep agama
4. Salah dalam menentukan pilihan dari sejak awal
5. Adanya unsur keterpaksaan
A. KIAT MENCARI JODOH
1. Meyakini Allah Sebagai Pemberi Jodoh
Apabila kita sudah merasa menemukan kecocokan kepada seseorang,  namun bukan berarti dengan mudahnya kita mengatakan:  "Ini-lah jodohku!”. Karena mungkin saja, sesuatu yang dianggap baik belum tentu baik menurut Allah. Maka sebelum menentukan pilihan, terlebih dahulu memohon petunjuk kepada Allah. Karena Dia Zdat Yang Maha Penentu Segalanya
2. Bukan Sekedar Menyalurkan Kebutuhan Biologis
Sebagaimana di atas bahwa pernikahan bukan sekedar keinginan untuk menyalurkan kebutuhan biologis, tetapi tujuannya agar nafsu dapat terdidik melalui akad pernikahan.
3. Tidak Terlalu Banyak Mimilih
Hidup adalah pilihan. Ketika orang salah dalam menentukan pilihan hari ini,  biasanya akan menyesal di hari kemudian. Maka dalam menentukan calon pasangan hidup jangan terkecoh oleh ragam pilihan, karena hal itu membuat kita menjadi bingung.
Parameter dalam menentukan pilihan, sebagaimana apa yang telah digambarkan oleh baginda Muhammad SAW yaitu, harus melihat dasar agamanya, kecantikan atau ketampanan rupanya, nasab keturunannya, dan harta kekayaannya. Dari keempat kriteria tersebut maka yang menjadi prioritas utama ialah dasar agamanya.
4. Tidak Terlalu Banyak Pertimbangan
Melakukan pertimbangan memang tujuannya agar tidak terjadi pergeseran nilai dan tidak berbuntut penyesalan di hari kemudian. Tetapi jika terlalu banyak pertimbangan maka akan memperhambat pula kita dalam mengambil keputusan.
Memang dalam ajaran agama Islam bahwa ‘Ajalah atau sesuatu yang tergesa-gesa adalah perbuatan setan bila  dipahami secara tekstual. Tetapi secara kontekstualnya ada ‘Ajalah yang memang disunnahkan, diantaranya mempercepat berbuka puasa jika sudah datang waktunya, mempercepat membayar hutang bila sudah ada uang untuk membayarnya, dan mempercepat waktu untuk menikah jika sudah sampai pada jodohnya.
5. Menerima Segala Kekurangan
Dalam mencari calon pendamping hidup biasanya orang selalu menuntut kesempurnaan pasangan hidupnya, maka hal  itu justru akan menjauhkan dia pada takdir jodohnya.
Dan begitu juga sebaliknya, bila dia siap menerima kekurangan pasangan hidupnya. Maka akan  semakin mendekati dia pada takdir jodohnya pula. 
6. Mempunyai Pendirian Dalam Menentukan Pilihan
Dalam menentukan pilihan pasangan hidup jangan terlalu terpengaruh oleh orang lain, yang tidak mempunyai alasan yang jelas.Karena hal itu dapat mengakibatkan keraguan dalam penentukan pilihan.
Artinya ketika memang ini sebuah pilihan, yang berdasarkan konten syar’iyyah (Shalat Tahajud, Hajat dan Istikhara), juga kesiapan mental spritual yang kuat. Dan apabila itu sudah terpenuhi maka tak ada alasan kita untuk menunda akad pernikahan tersebut.
7. Bertanggung Jawab
Kunci untuk menjaga keutuhan rumah tangga adalah rasa tanggung jawab, oleh karena itu  tidak cukup kita hanya mengandalkan rasa cinta semata. Karena secara rasional hidup memang butuh kesedian sandang, pangan maupun papan, dan hal itu dapat teratasi dengan modal rasa tanggung jawab. Dan buah rasa tanggung jawab  itulah yang akan membuahkan kesetiaan, pengertian serta pengorbanan. 
B. KESIMPULAN
Konsepsi dalam membangun mahligai rumah tangga yang Islami adalah:
1.  Niat untuk ibadah karena Allah 
2.  Mengetahui tujuan berumah tangga
3.  Ta’ruf atau perkenalan agar lebih mengenal antara satu sama lainnya, karena pernikahan sesuatu yang sakral dan bukan untuk waktu yang sebentar.
4.  Melakukan munajat kepada Allah SWT melalui shalat hajat, tahajud dan istikhara agar memperoleh petunjuk dari-Nya.
5. Khitbah yang dalam Bahasa Indonesianya yaitu melamar atau meminang
6. Menentukan akad pernikahan
7. Memperbaiki kehidupan secara rasional
8. Dan niat mencetak regenerasi atau nasab keturunan yang lebih baik, berkualitas  demi untuk kemaslahatan agama.
Demikian kiat mencari pasangan hidup. Semoga dapat bermanfaat bagi para pemula  atau orang yang tengah berusaha mempertahankan rumah tangganya demi kemaslahatan keluarga serta agama. Sehingga terciptanya keluarga sakinah, mawaddah serta warahmah.
Selamat mencoba dan jangan terlalu banyak menunda. Dan sukses dalam menemukan pasangan hidup Anda, hingga dapat berbahagia bersamanya. Amien..

0 komentar:

Posting Komentar